Tugas 3
Kelompok 8 Materi 11-13
A. Komunikasi Lisan
dalam Rapat
Di dalam
suatu pertemuan dan dalam suatu rapat setiap anggota atau peserta harus
menyadari posisinya dalam forum tersebut. Tiap peserta hendaknya:
– Mampu
berperan sebagai penyelaras yang sangat bijaksana dan adil namun tidak
kehilangan pendirian.
– Mampu
menjadi komunikator yang berpartisipasi aktif namun tidak memonopoli
pembicaraan.
– Mampu
berkomunikasi secara terbuka, jujur dan bertanggung jawab.
– Mampu
menjadi komunikan yang sangat responsive namun tidak emosional.
– Mampu
mengontrol diri, dan menghindarkan terjadinya debat serta tidak berbicara
bertele-tele.
B. Komunikasi Lisan
dalam Wawancara
Misalkan dalam suatu wawancara, kita melakukan komunikasi
dengan seorang yang diwawancara. Dalam wawancara tersebut, ada pihak yang lebih
mencondong memberikan pertanyaan. Wawancara biasanya dilakukan untuk
mengumpulkan data yang ingin kita dapat. Ada juga etika dalam berwawancara,
diantaranya adalah memperkenalkan diri terlebih dahulu. Kemudian kita sampaikan
maksud dari wawancara yang kita lakukan. Kita juga harus respect kepada orang
yang kita tanya sehingga ia merasa nyaman. Berikut ini ialah hal yang perlu
diperhatikan ketika melakukan wawancara:
- Gunakan volume suara yang baik dan terdengar (berbicara tidak terlalu keras).
- Hindari bahasa menggurui responden.
- Hindari sikap rakus.
- Fokus pada lawan bicara.
- Fokus pada pembicaraan.
- Tidak boleh memotong pembicaraan.
- Lakukan verifikasi jika ada kekurangan.
- Hindari kata-kata kasar (kotor).
- Bersikap ramah.
- Jangan menyakiti hati responden.
- Hidari tatapan yang menyelidik/melotot/clingak-clinguk.
- Ucapkan terima kasih.
C. Komunikasi Lisan
dalam Bernegosiasi
Sebagaimana
kita cukup sering mendengar negosiasi diartikan sebagai proses yang melibatkan
upaya seseorang untuk merubah atau tidak merubah sikap dan perilaku orang lain.
Sedangkan pengertian yang lebih terinci menunjukkan bahwa negosiasi merupakan
proses untuk mencapai kesepakatan yang menyangkut kepentingan timabal balik
dari pihak-pihak dengan sikap, sudut pandang, dan kepentingan-kepentingan yang
berbeda satu sama lain. Negosiasi, baik yang dilakukan oleh seorang pribadi
dengan pribadi lainnya, maupun negosiasi antara kelompok dengan kelompok (atau
antar pemerintah), senantiasa melibatkan pihak-pihak yang memiliki latar
belakang berbeda dalam hal wawasan, cara berpikir, corak perasaan, sikap dan
pola perilaku, serta kepentingan dan nilai-nilai yang dianut. Pada hakikatnya
negosiasi perlu dilihat dari konteks antar budaya dari pihak yang mela-kukan
negosiasi, dalam artian perlu komunikasi lisan, kesedian untuk memahami latar
belakng, pola pemi-kiran, dan karakteristik masing-masing, serta kemudian
berusaha untuk saling menyesuaikan diri.
Agar dalam
berkomunikasi lebih efektif dan mengena sasaran dalam negosiasi bisnis harus
dilaksanakan dengan melalui beberapa tahap yakni:
1.
Fact-finding, mengumpulkan fakta-fakta atau data yang berhubungan dengan
kegiatan bisnis lawan sebelum melakukan negosiasi.
2.
Planning/rencana, sebelum bernegosiasi/berbicara susunlah dalam garis besar
pesan yang hendak disampaikan. Berdasarkan kerangka topik yang hendak
dibicarakan rincilah hasil yang diharapkan akan teraih. Berdasarkan pengenalan
Anda terhadap lawan tersebut, perkirakan/bayangkan kemungkinan reaksi penerima
pesan/lawan berbicara terhadap apa yang Anda katakan.
3.
Penyampaian, lakukan negosiasi/sampaikan pesan dalam bahasa lawan/si penerima.
Usahakan gunakan istilah khas yang biasa dipakai oleh lawan negosiasi kita.
Pilihlah kata-kata yang mencerminkan citra yang spesifik dan nyata. Hindari
timbulnya makna ganda terhadap kata yang disampaikan.
4. Umpan
balik, negosiator harus menguasai bahasa tubuh pihak lawan. Dengarkan baik-baik
reaksi lawan bicara. Amati isyarat prilaku mereka seperti: angkat bahu,
geleng–geleng kepala, mencibir, mengaggguk setuju. Umpan balik dapat untuk
mengetahui samakah makna yang disampaikan dengan yang ditangkap lawan negosiasi
bisnis kita.
5. Evaluasi,
perlu untuk menilai apakah tujuan berkomunikasi/negosiasi sudah tercapai,
apakah perlu diadakan lagi, atau perlu menggunakan cara-cara untuk mencapai
hasil yang lebih baik.
Meskipun
pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik, bukan berarti hasil yang
diharapkan akan diperoleh sesuai dengan yang direncanakan semula. Yang sering
terjadi justru perbedaan pandangan terhadap cara penyelesaian masalah antara
pemberi dan penerima pesan. Sehingga diperlukan pembicaraan lebih lanjut, yang
memerlukan perjuangan tersendiri bagi pengirim pesan dalam menyampaikan dan
memenangkan pendapatnya.
Kalau
terjadi adu pendapat antara negosiator dengan pihak lawan maka timbul dorongan
untuk menang. Keinginan untuk menang di satu sisi dengan mengabaikan kekalahan
dipihak lainnya, biasanya sulit tercapai. Untuk itu digunakan strategi
menang-menang (win-win solution). Artinya ada sebagian keinginan kita yang
dikorbankan dengan mengharapkan pihak lawan juga akan mengorbankan hal yang
sama, sehingga kesepakatan di antara kedua belah pihak dapat tercapai.
Sumber:
1.
Nawangsari, Sri. 1997. Komunikasi Bisnis.
Jakarta: Gunadarma
2.
Purwanto, Djoko. 1997. Komunikasi Bisnis.
Jakarta: Erlangga
3.
Purwanto, Djoko. 2003. Komunikasi Bisnis (2nd
ed.). Jakarta: Erlangga.
4.
Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis (4th
ed.). Jakarta: Erlangga.
KOMUNIKASI
DALAM TULISAN
Materi 13
Tugas 3
Kelompok 8
Kelompok 8
IHSAN IMMADUDIN
NOVIRA
DASFE FENDRI
MUFTI
AMALLIA
RIZKY
PUGHA LARASATI
SINTA
KUSUMASWORO WARDHANI
4EA32
- Penulisan kabar atau berita
Menulis berita merupakan suatu upaya menyampaikan
kabar atau sebuah informasi mengenai sesuatu hal atau kejadian dalam bentuk
tertulis. Seorang penulis berita yang baik dapat menuliskan sebuah berita
dengan lengkap dan komunikatif, sehingga pembaca berita dapat memahami segala
sesuatu yang disampaikan dalam berita tanpa kesulitan dan tanpa adanya
kesalahan tafsir. Apakah semua peristiwa dapat atau layak untuk dijadikan
sebuah berita? Seorang penulis berita akan memilih mana peristiwa atau perihal
yang layak untuk dijadikan berita.
Hal pertama yang harus kalian lakukan untuk meliput
peristiwa tersebut menjadi sebuah berita adalah mencatat semua informasi
berkaitan dengan unsur-unsur kelengkapan berita.
Adapun kelengkapan dalam sebuah berita meliputi unsur-unsur
pertanyaan (5W+1H) apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana,
terkait isi berita.
- Penulisan pesan pesan persuasive
Persuasif merupakan suatu usaha mengubah
sikap, kepercayaan, atau tindakan audiens untuk mencapai suatu tujuan. Secara
sederhana, persuasif yang efektif adalah kemampuan untuk menyampaikan suatu
pesan di dalam suatu cara yang membuat audiens (pembaca atau pendengar) merasa
mempunyaipilihan dan membuat mereka setuju. Penyampaian pesan – pesan persuasif
dapat diterapkan untuk kepentingan internal dan eksternal.
Didalam suatu organisasi, pesan-pesan persuasif
dimaksudkan untuk menjual ide/gagasan kepada orang lain, memberi saran
agar prosedur operasional lebih efisien, mengumpulkan suatu dukungan untuk
kegiatan tertentu, dan untuk meminta bantuan dana bagi pembiayaan suatu
proyek tertentu.
- Analisis Audien
Penyampaian pesan – pesan persuasif yang terbaik
adalah dengan cara
menghubungkan suatu pesan dengan minat dan hasrat
audiens. Untuk
mengakomodasikan perbedaan individual, analisis
audiens anda dan kemudian
susunlah suatu pesan yang dapat menjadi daya tarik
bagi kebutuhan mereka.
- Pertimbangan Perbedaan Budaya
Pemahaman terhadap perbedaan budaya yang ada bukan
saja akan membantu dalam
memuaskan kebutuhan audiens, tetapi juga akan membantu
bagaimana mereka respek
terhadap anda.
- Memilih Pendekatan Organisasional
Dalam hal ini, kita dapat menggunakan pendekatan
organisasional tak langsung dalam
menyampaikan pesan – pesan persuasif. Akan tetapi jika
audiens adalah objektif, atau
jika kita tahu bahwa mereka suka mendengan pesan yang
disampaikan secara
langsung, maka bisa menggunakan pendekatan operasional
langsung .
- Korespondensi (surat menyurat)
Korespondensi adalah kegiatan penyampaian pesan berupa
surat antara pihak-pihak yang terkait didalamnya baik itu mengatasnamakan
instansi ataupun perseorangan. Korespondensi dapat juga disebut sebagai
kegiatan surat menyurat. Sedangankan untuk pihak yang terkait disebut dengan
koresponden.
Salah satu media yang digunakan dalam korespondesi
ialah surat. Surat ialah sarana penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima
secara tertulis dan memiliki prosedur tersendiri dalam penulisannya. Surat
memiliki peranan penting dalam menciptakan hubungan antara pihak-pihak terkait.
Untuk itu, penulisan surat haruslah sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku
baik dari segi bahasanya maupun dari segi tata letaknya.
Ciri-ciri Surat :
- Pesannya berupa tulisan
- Terdapat isi pesan yang menjadi pokok pembicaraan
- Penulisannya mengikuti aturan tertentu
- Gaya bahasa sesuai dengan jenis surat
- Terdapat informasi mengenai pihak yang terkait
Fungsi Surat :
- Sebagai penyampai pesan
- Sebagai wakil atau delegasi pengirim
- Sebagai pedoman atau petunjuk suatu hal
- Sebagai bukti tertulis
- Sebagai alat pengingat
- Sebagai dokumen penting
Bagian-bagian Surat :
Bagian surat tidaklah sama semua, karena setiap jenis
surat memiliki bagian-bagiannya sendiri. Namun ada beberapa bagian yang umumnya
ada dalam sebuah surat. Bagian tersebut ialah:
- Informasi pengirim atau kop surat
- Atribut surat (tanggal, nomor, dan perihal surat)
- Penerima surat
- Alamat tujuan surat
- Pembuka surat
- Isi surat
- Penutup surat
- Identitas pengirim (tanda tangan, nama lengkap, dan jabatan)
- Tambahan (lampiran, tembusan dan pengonsep)
referensi :
Firman, Akbar. Penulisan Pesan-Pesan Persuasif.
retrieved 26 May 2016 from http://www.infokekinian.com/penulisan-pesan-pesan-persuasif-makalah-komunikasi-bisnis/
- IHSAN IMMADUDIN
- NOVIRA DASFE FENDRI
- MUFTI AMALLIA
- RIZKY PUGHA LARASATI
- SINTA KUSUMASWORO WARDHANI
4EA32