Individu (Wawancara)
Saya Selaku Pewawancara
Di bawah ini adalah contoh wawancara kepada narasumber yang
merupakan seorang pengusaha beras mengenai isu beras sintetis yang beredar di
masyarakat.
Pewawancara :
Selamat siang Ibu dan bapak, bisa minta waktunya sebentar untuk saya wawancarai ?
Narasumber ibu:
Selamat Siang mba. Oh tentu saja boleh! Mari silahkan!
Pewawancara :
Apakah Ibu telah mengetahui isu mengenai beras sintetis yang beredar belakangan ini ? apakah hal ini mempengaruhi jumlah pembeli beras di pasar ini, khususnya di toko Ibu ?
Narasumber ibu:
Ohh hal itu saya telah mengetahuinya. Bahkan saya juga telah tertipu dengan beras yang datang dari pemasok. Untung saja saya cepat menyadarinya dan tidak jadi saya jual kepada masyarakat.
Narasumber bapak :
Mengenai permintaan pelanggan terhadap beras, Alhmaduliliah
tidak mengalami penurunan sedikitpun. Mungkin hal ini dikarenakan beras adalah
bahan pokok yang harus mereka beli sehari – hari. Tetapi pelanggan kini jadi
lebih was – was dan teliti dalam meneliti beras.
Pewawancara :
Ohh begitu ya Pak! Tapi sebenarnya apakah yang dimaksud dengan beras sintetis itu ?
Narasumber ibu :
Beras sintetis adalah beras yang diproduksi oleh orang – orang yang tidak bertanggung jawab dengan cara membuat tiruan beras yang asli dengan menggunakan plastik. Plastik tersebut dibentuk sedemikian rupa sehingga terbentuk seperti beras asli.
Pewawancara :
Lantas apa akibatnya jika dikonsumsi oleh manusia ?
Narasumber bapak :
Tentu saja bisa fatal, plastik adalah bahan yang tidak bisa dicerna oleh manusia, sehingga jika masuk ke dalam perut kita, maka akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Bahkan Penyakit – penyakit tersebut bisa mematikan, seperti kanker, gagal ginjal, dan lain – lain.
Pewawancara :
Jadi beras sintetis itu sangat berbahaya. Lantas apakah Ibu maupu bapak sudah melihat langkah nyata yang dilakukan pemerintah menanggapi isu beras sintetis ini ?
Narasumber ibu :
Kemarin bebarapa orang dari pihak kepolisian dan badan pengawasan obat dan makan telah melakukan sidak di pasar ini. Mereka juga masuk ke dalam gudang penyimpanan saya dan memeriksanya. Alhamdulilah tidak ditemukan beras sintetis tersebut.
Pewawancara :
Tadi Ibu telah mengatakan bahwa Ibu pernah mendapatkan beras sintetis dari pemasok tetapi Ibu menyadarinya dan memusnahkannya. Menurut bapak, bagaimana cara membedakan antara beras yang asli dengan beras sintetis ?
Narasumber bapak :
Membedakan beras yang asli dan beras sintetis cukup sulit. Namun, jika kita perhatikan lebih detail lagi, perbedaan tersebut dapat kita ketahui. Beras sintetis biasanya lebih putih daripada beras asli, sedangkan pada beras asli ada bintik – bintik hitam di dalamnya. Beras sintetis jika dipatahkan sangat keras, sedangkan beras asli mudah untuk dipatahkan. Dan yang terakhir beras sintetis akan menggumpal dan terlihat seperti lem jika dimasak.
Pewawancara :
Oh jadi begitu ya Pak, Terima kasih atas waktu dan tips yang telah Ibu dan bapak berikan.
Narasumber ibu dan bapak :
Terimakasih kembali.
Pewawancara :
Ohh begitu ya Pak! Tapi sebenarnya apakah yang dimaksud dengan beras sintetis itu ?
Narasumber ibu :
Beras sintetis adalah beras yang diproduksi oleh orang – orang yang tidak bertanggung jawab dengan cara membuat tiruan beras yang asli dengan menggunakan plastik. Plastik tersebut dibentuk sedemikian rupa sehingga terbentuk seperti beras asli.
Pewawancara :
Lantas apa akibatnya jika dikonsumsi oleh manusia ?
Narasumber bapak :
Tentu saja bisa fatal, plastik adalah bahan yang tidak bisa dicerna oleh manusia, sehingga jika masuk ke dalam perut kita, maka akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Bahkan Penyakit – penyakit tersebut bisa mematikan, seperti kanker, gagal ginjal, dan lain – lain.
Pewawancara :
Jadi beras sintetis itu sangat berbahaya. Lantas apakah Ibu maupu bapak sudah melihat langkah nyata yang dilakukan pemerintah menanggapi isu beras sintetis ini ?
Narasumber ibu :
Kemarin bebarapa orang dari pihak kepolisian dan badan pengawasan obat dan makan telah melakukan sidak di pasar ini. Mereka juga masuk ke dalam gudang penyimpanan saya dan memeriksanya. Alhamdulilah tidak ditemukan beras sintetis tersebut.
Pewawancara :
Tadi Ibu telah mengatakan bahwa Ibu pernah mendapatkan beras sintetis dari pemasok tetapi Ibu menyadarinya dan memusnahkannya. Menurut bapak, bagaimana cara membedakan antara beras yang asli dengan beras sintetis ?
Narasumber bapak :
Membedakan beras yang asli dan beras sintetis cukup sulit. Namun, jika kita perhatikan lebih detail lagi, perbedaan tersebut dapat kita ketahui. Beras sintetis biasanya lebih putih daripada beras asli, sedangkan pada beras asli ada bintik – bintik hitam di dalamnya. Beras sintetis jika dipatahkan sangat keras, sedangkan beras asli mudah untuk dipatahkan. Dan yang terakhir beras sintetis akan menggumpal dan terlihat seperti lem jika dimasak.
Pewawancara :
Oh jadi begitu ya Pak, Terima kasih atas waktu dan tips yang telah Ibu dan bapak berikan.
Narasumber ibu dan bapak :
Terimakasih kembali.