Menurut Zimmerer (2007;435) , pihak yang bertanggung jawab terhadap moral etika adalah manajer.
Oleh karena itu, ada tiga tipe manajer dilihat dari sudut etikanya, yaitu:
1. Immoral
Manajemen
Manajer Immoral didorong oleh alasan
kepentingan dirinya sendiri demi keuntungan sendiri atau perusahaannya.
Kekuatan yang menggerakkan manajemen Imoral adalah kerakusan/ ketamakan, yaitu
berupa prestasi organisasi atau keberhasilan personal. Manajemen immoral
merupakan kutub yang berlawanan dengan manajemen etika. Misalnya, pengusaha
yang menggaji karyawannya dengan gaji dibawah upah fisik minimum atau
perusahaan yang meniru produk-produk perusahaan lain, atau perusahaan
percetakan yang memperbanyak cetakannya melebihi kesepakatan dengan pemegang
hak cipta dan sebagainya.
Immoral manajemen juga merupakan tingkatan
terendah dari model manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis.
Manajer yang memiliki manajemen tipe ini pada umumnya sama sekali tidak
mengindahkan apa yang dimaksud dengan moralitas, baik dalam internal
organisasinya maupun bagaimana dia menjalankan aktivitas bisnisnya. Para pelaku
bisnis yang tergolong pada tipe ini, biasanya memanfaatkan kelemahan-kelemahan
dan kelengahan-kelengahan dalam komunitas untuk kepentingan dan keuntungan diri
sendiri, baik secara individu atau kelompok mereka. Kelompok manajemen ini
selalu menghindari diri dari yang disebut etika. Bahkan hukum dianggap sebagai
batu sandungan dalam menjalankan bisnisnya.
Beriku Contoh Kasusnya :
2. Amoral
Manajemen
Tujuan utama dari manajemen amoral
adalah juga profit, akan tetapi tindakannya berbeda dengan manajemen immoral.
Ada satu cara kunci yang membedakannya, yaitu mereka tidak dengan sengaja
melanggar hukum atau norma etika. Bahkan pada manajemen amoral adalah bebas
kendali dalam mengambil keputusan, artinya mereka tidak mempertimbangkan etika
dalam mengambil keputusan. Salah satu contoh dari manajemen amoral adalah
penggunaan test lie detector bagi calon karyawan.
Tingkatan kedua dalam aplikasi etika dan
moralitas dalam manajemen adalah amoral manajemen. Berbeda dengan immoral
manajemen, manajer dengan tipe manajemen seperti ini sebenarnya bukan tidak
tahu sama sekali etika atau moralitas. ). Tipe ini adalah para manajer yang
dianggap kurang peka, bahwa dalam segala keputusan bisnis yang diperbuat
sebenarnya langsung atau tidak langsung akan memberikan efek pada pihak lain.
Oleh karena itu, mereka akan menjalankan bisnisnya tanpa memikirkan apakah
aktivitas bisnisnya sudah memiliki dimensi etika atau belum. Manajer tipe ini
mungkin saja punya niat baik, namun mereka tidak bisa melihat bahwa keputusan
dan aktivitas bisnis mereka apakah merugikan pihak lain atau tidak.
Contoh
Kasus :
3. Moral
Manajemen
Manajemen moral juga bertujuan
untuk meraih keberhasilan, tetapi dengan menggunakan aspek legal dan
prinsip-prinsip etika. Filosofi manajer moral selalu melihat hukum sebagai
standar minimum untuk beretika dalam perilaku. Dalam moral manajemen,
nilai-nilai etika dan moralitas diletakkan pada level standar tertinggi dari
segala bentuk prilaku dan aktivitas bisnisnya. Manajer yang termasuk dalam tipe
ini hanya menerima dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku namun juga terbiasa
meletakkan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinannya. Seorang manajer yang
termasuk dalam tipe ini menginginkan keuntungan dalam bisnisnya, tapi hanya
jika bisnis yang dijalankannya secara legal dan juga tidak melanggar etika yang
ada dalam komunitas, seperti keadilan, kejujuran, dan semangat untuk mematuhi
hukum yang berlaku.
Contoh
Kasus :
•
Agama, Filosofi, Budaya dan Hukum
1.
Agama
Agama
adalah sumber dari segala moral dalam etika apapun dengan kebenarannya yang
absolut. Tiada keraguan dan tidak boleh diragukan nilai-nilai etika yang
bersumber dari agama. Agama berkorelasi kuat dengan moral. Setiap agama
mengandung ajaran moral atau etika yang di jadikan pegangan bagi para
penganutnya. Pada umumnya, kehidupan beragama yang baik akan menghasilkan
kehidupan moral yang baik pula. Orang-orang dalam organisasi bisnis secara luas
harus menganut nilai shiddiq, tabligh, amanah dan fathanah.
2.
Filsafat
Sumber
utama nilai-nilai etika yang dapat dijadikan sebagai acuan dan referensi dalam
pengeJolaan dan pengendalian perilaku pebisnis dengan aktifitas usaha bisnisnya
adalah filsafat. Ajaran-ajaran filsafat tersebut mengandung nilai-nilai
kebenaran yang bersumber dari pemikiran-pemikiran filsuf dan ahli filsafat yang
terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
3.
Budaya
Referensi
penting lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan etika bisnis adalah
pengalaman dan perkembangan budaya, baik budaya dari suatu bangsa maupun budaya
yang bersumber dari berbagai negara (Cracken, 1986). Budaya yang mengalami
transisi akan melahirkan nilai, aturan-aturan dan standar-standar yang diterima
oleh suatu komunitas tertentu dan selanjutnya diwujudkan dalam perilaku
seseorang, suatu kelompok atau suatu komunitas yang lebih besar.
4.
Hukum
Hukum
merupakan aturan hidup yang bersifat memaksa dan si pelanggar dapat diberi
tindakan hukum yang tegas dan nyata. Hukum moral dalam banyak hal lebih banyak
mewarnai lilai-nilai etika. Hukum moral adalah tuntunan perilaku manusia yang
ditaati karena kesadaran yang bersumber pada hati nurani dan bertujuan untuk
mencapai kebahagiaan.
Selain hukum moral yang biasanya tidak tertulis dan hanya ditulis untuk penjelasan informasi semata, etika bisnis juga mengadopsi aturan-aturan yang berlaku pada suatu daerah, negara atau kesepakatan-kesepakatan hukum internasional. Harapan-harapan etika ditentukan oleh hukum yang berlaku itu. Hukurn mengatur serta mendorong perbaikan masalah yangdipandang buruk atau baik dalam suatu komunitas. Sayangnya hingga saat ini kita masih menemukan kendala-kendala penyelenggaraan hukum etika di Indonesia.
Selain hukum moral yang biasanya tidak tertulis dan hanya ditulis untuk penjelasan informasi semata, etika bisnis juga mengadopsi aturan-aturan yang berlaku pada suatu daerah, negara atau kesepakatan-kesepakatan hukum internasional. Harapan-harapan etika ditentukan oleh hukum yang berlaku itu. Hukurn mengatur serta mendorong perbaikan masalah yangdipandang buruk atau baik dalam suatu komunitas. Sayangnya hingga saat ini kita masih menemukan kendala-kendala penyelenggaraan hukum etika di Indonesia.
Lia Aminudin atau Lia Eden
Pada 1998, Lia menyebut dirinya Mesias yang muncul di
dunia sebelum hari kiamat untuk membawa keamanan dan keadilan di dunia. Selain
itu, dia juga menyebut dirinya sebagai reinkarnasi Bunda Maria, ibu dari Yesus
Kristus. Lia juga mengatakan bahwa anaknya, Ahmad Mukti, adalah reinkarnasi
Isa.
Lia dijebloskan ke penjara dua kali. Pertama pada Juni
2006, divonis dua tahun karena terbukti menodai agama dan tiga tahun kemudian
pada 2009 juga dengan alasan yang sama setelah polisi menyita ratusan brosur
yang dinilai menistakan agama.
•
Leadership
Kepemimpinan
(Leadership) adalah kemapuan individu untuk mempengaruhi memotivasi, dan
membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektifitas dan
keberhasilan organisasi. Menurut Handoko (2000 : 294) definisi atau pengertian
kepemimpinan telah didefiinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh
berbagai orang yang berbeda pula. Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat
didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada
kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.
Ada
tiga implikasi penting dari definisi tersebut, antara lain: Pertama,
kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka
untuk menerima pengarahan dari pemimpinan, para anggota kelompok membantu
menentukan status/kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat
berjalan. Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan seorang manajer akan
menjadi tidak relevan. Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan
yang tidak seimbang di antara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin
mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan para anggota kelompok,
tetapi para anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan pemimpin
secara langsung, meskipun dapat juga melalui sejumlah cara secara tidak
langsung. Ketiga, pemimpin mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, para
pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi
juga dapat memepengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya.
Contoh kasus
:
Chairul Tanjung menyatakan bahwa dalam membangun bisnis, mengembangkan
jaringan adalah hal yang penting. Selain itu memiliki rekanan yang baik sangat
diperlukan. Membangun relasi pun bukan hanya kepada perusahaan yang sudah
ternama, tetapi juga pada yang belum terkenal sekalipun. Baginya, pertemanan
yang baik akan membantu proses berkembangnya bisnis yang dikerjakan. Ketika bisnis pada kondisi tidak
bagus maka jejaring bisa diandalkan.
Dalam hal investasi, Chairul Tanjung memiliki idealisme bahwa perusahaan
lokalpun bisa menjadi perusahaan yang bisa bersinergi dengan
perusahaan-perusahaan multinasional. Ia tidak menutup diri untuk bekerja sama
dengan perusahaan multinasional dari luar negeri.
Menurutnya modal memang penting dalam membangun dan mengembangkan bisnis.
Namun kemauan dan kerja keras, merupakan hal paling pokok yang harus dimiliki
seseorang yang ingin sukses. Baginya mendapatkan mitra kerja yang handal adalah
segalanya. Dimana membangun kepercayaan sama halnya dengan membangun
integritas.
Dalam bisnis, Chairul menyatakan bahwa generasi muda sudah seharusnya
sabar, dan mau menapaki tangga usaha satu persatu. Menurutnya membangun sebuah
bisnis tidak seperti membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan sebuah kesabaran,
dan tak pernah menyerah. Jangan sampai banyak yang mengambil jalan seketika,
karena dalam dunia usaha kesabaran adalah salah satu kunci utama dalam mencuri
hati pasar.
Solusi :
Chairul Tanjung
adalah seorang pengusaha sukses yang ada di Indonesia. Cahairul Tanjung juga
biasa kita sebut dengan anak singkong. Sikap kepemimpinannya (Leadership) yang
membuat perusahaan yang iya bangun dari nol hingga sebesar ini berkembang
dengan maju. Dilandasi rasa kepemimpinan dan tanggungjawab patut dicontoh oleh
para pengusaha di Indonesia. Karakter seseorang yang pekerja keras, kejujuran,
bertanggungjawab, serta kepemimpinanlah yang bisa membangun bisnis dengan
sukses dan kemauan yang keras, rancangan ide yang selalu baru, dan inovasi baru
yang akan diberikan kepada investor agar tetap bertahan dan mau bekerja sama
dengan perusahaan atau bisnis.
.•
Strategi dan Performasi
Fungsi
yang penting dari sebuah manajemen adalah untuk kreatif dalam menghadapi
tingginya tingkat persaingan yang membuat perusahaannya mencapai tujuan
perusahaan terutama dari sisi keuangan tanpa harus menodai aktivitas bisnisnya
berbagai kompromi etika. Sebuah perusahaan yang jelek akan memiliki kesulitan
besar untuk menyelaraskan target yang ingin dicapai perusahaannya dengan
standar-standar etika. Karena keseluruhan strategi perusahaan yang disebut
excellence harus bisa melaksanakan seluruh kebijakan-kebijakan perusahaan guna
mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang jujur.
Merupakan suatu proses psikologi yang mempengaruhi individu dalam
memperoleh, mengkonsumsi serta menerima barang dan jasa serta pengalaman.
Karakteristik individu merupakan faktor internal (interpersonal) yang
menggerakan dan mempengaruhi perilaku individu”.
Contoh kasus :
Peran Orang Tua
dalam Pendidikan Anak
Entah
karena peran teknologi yang semakin maju, atau tingkat pendidikan orang tua
zaman sekarang yang lebih tinggi, faktanya, orang tua zaman sekarang semakin
menyadari pentingnya peran mereka dalam pendidikan anak. Sejumlah upaya
dilakukan orang tua untuk mendukung pendidikan
anak-anaknya. Misalnya, dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif di
rumah, penerapan waktu khusus belajar bagi anak dan melakukan pendampingan saat
anak belajar, bahkan tak sedikit pula orang tua yang mengalokasikan anggaran
khusus untuk les tambahan yang diharapkan bisa meningkatkan prestasi anak di
sekolah. Apapun upaya yang dilakukan, itikadnya satu, yaitu peduli pada
pendidikan anak
Tapi,
peran aktif Anda tentu saja perlu didukung oleh komunikasi yang baik antara orang tua dan
pihak sekolah. Mendampingi anak mengerjakan PR, padahal Anda sendiri tak
mengerti sama sekali metode yang gurunya ajarkan di sekolah, tentu hanya akan
menimbulkan frustasi baik pada diri Anda maupun anak. Atau, mendaftarkan les
tambahan yang ternyata semua metode belajarnya berbeda dari kurikulum sekolah,
akan sia-sia belaka. Itu sebabnya, Anda juga harus berinteraksi aktif dengan
para guru anak.
Sumber
utama informasi terkait perkembangan anak di sekolah adalah guru.
Tapi, agak susah juga, ya, jika Anda harus meluangkan waktu bolak-balik ke
sekolah anak, padahal Anda adalah mama bekerja? Veronica Indah, mama
dari Kailyn (6), bahkan mengaku berkomunikasi dengan guru anaknya hanya
2 kali dalam setahun, yakni setiap pembagian rapor di akhir semester atau pada
awal tahun ajaran baru.
“Bukannya tidak menganggap guru-guru itu penting, tapi memang waktu saya yang sangat terbatas. Meski setiap pagi mengantar Kailyn ke sekolah, saya harus buru-buru pergi ke kantor,” kata mama yang berprofesi sebagai akunting ini. Meski begitu, Vera merasa tak pernah ketinggalan info seputar pendidikan anaknya. “Kami punya grup Whatsapp yang isinya para guru dan orang tua murid di kelas anak saya. Semua PR, tugas, update info soal sekolah, kami diskusikan lewat grup Whatsapp,” katanya.
“Bukannya tidak menganggap guru-guru itu penting, tapi memang waktu saya yang sangat terbatas. Meski setiap pagi mengantar Kailyn ke sekolah, saya harus buru-buru pergi ke kantor,” kata mama yang berprofesi sebagai akunting ini. Meski begitu, Vera merasa tak pernah ketinggalan info seputar pendidikan anaknya. “Kami punya grup Whatsapp yang isinya para guru dan orang tua murid di kelas anak saya. Semua PR, tugas, update info soal sekolah, kami diskusikan lewat grup Whatsapp,” katanya.
•
Budaya Organisasi
Menurut
Mangkunegara, (2005:113), budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau
sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang
dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah
adaptasi eksternal dan integrasi internal.
Budaya
organisasi juga berkaitan dengan bagaimana karyawanmemahami karakteristik
budaya suatu organisasi, dan tidak terkait dengan apakah karyawan menyukai
karakteristik itu atau tidak. Budaya organisasi adalah suatu sikap deskriptif,
bukan seperti kepuasan
kerjayang lebih bersifat evaluatif.
Banyak hal-hal lain yang bisa kita jadikan
contoh bentuk budaya dalam perusahaan. Ketika masuk dalam sebuah bank,
misalnya, satpam bank selalu membukakan pintu untuk pengunjung dan selalu
mengucapkan salam, seperti selamat pagi ibu…selamat sore pak…sambil menundukkan
badannya, dan nilai-nilai sebagiannya. Ini juga budaya perusahaan, yang
dijadikan kebiasaan sehari-hari perusahaan.
Daftar pustaka
Zimmerer, yoki, 2007. Etika
dalam bisnis serta penerapannya , Cetakan keempat, CAPS Yogyakarta
Mangkunegara,
Handman, 2005. Filsafat penerapan etika dalam dunia
bisnis , Salemba, jakarta.
http://news.detik.com/berita/2421672/kasus-bank-century-boediono-saya-lakukan-tanggung-jawab-sebagai-gubernur-bi
www.bintang.com/lifestyle/read/2660040/5-kasus-penistaan-agama-yang-heboh-di-indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar